Ditangan Jokowi Indonesia Akan Menjadi Negara Super Power Baru

Penulis : Heru Subagia
(Ketua Relawan Ganjar Pranowo 2024)

Cirebon – Gebrakan kegiatan Politik Luar Negeri Indonesia ditangan Presiden Jokowi dan Kemenlu harus diacungi jempol. Jokowi telah sukses menjalankan rintisan diplomasi Perdamaian di kawasan Balkan.

Setelah banyak menyita perhatian dunia dalam lawatan misi perdamaian untuk Rusia dan Ukraina Jokowi kembali bermanuver menggelar kegiatan di 3 negara di Asia. Jokowi menjadikan 3 negara di Asia Timur ini (China, Jepang dan Korea Selatan ) ini menjadi prioritas selanjutnya untuk dikunjungi Presiden Jokowi .

Agenda kunjungan ketiga negara tersebut akan dilangsungkan selama 5 hari kerja dari tanggal 25-30 Juli 2022.

Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke negara Asia Timur untuk menunjukkan peran aktifnya Indonesia baik dalam agenda kegiatan mendukung kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif. Indonesia ingin memberikan petunjuk peranan Indonesia kancah politik dan ekonomi dunia sangat agresif.

China negara pertama yang dikunjungi Presiden Jokowi dalam lawatan di Asia Timur di lanjutkan ke Jepang dan berakhir di Korea Selatan.

Mengapa Jokowi lebih memprioritaskan tiga negara tersebut dengan berbagai alasan penting. Pertimbangan pencapaian tujuan agenda kunjungan tersebut tidak lepas pada isu dan terkait dengan kepentingan nasional dan kondisi struktur geopolitik di wilayah Asia dan Asean.

Agenda pembicaraan antara tiga kepala tinggi negara dengan Indonesia memiliki jangkauan arti dan persepsi sangat menarik dalam kebijakan hubungan internasional yang selama ini telah dibina dan akan diteruskan atau dikembangkan lebih jauh oleh masing- masing negara.

Indonesia saat ini sedang memiliki jabatan internasional yang sangat strategis seperti sedang menjabat sebagai Presidensi G 20.Tentunya Indonesia mempunya nilai tawar tinggi dalam kancah diplomasi dunia.

Konstalasi politik dan keamanan di wilayah Asia akan menjadi isu paling hangat di bahas baik dalam agenda pertemuan dengan Pemimpin 3 negar tersebut.

Disinilah Indonesia akan menjadi magnet sentral dalam setiap agenda isu yang akan dibahas.

Isu kemanan di laut China Selatan menjadi isu panas antara China dan negara negara Asean. Isu ekonomi dan perdagangan baik dalam kerangka kerjasama bilateral dan multilateral akan menjadi prioritas sangat mendesak berkaitan antisipasi dan solusi terjadinya resesi global di tahun 2023.

Dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri , suatu hal yang sangat prinsipal adalah memperjuangkan kepentingan nasional untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negaranya. Segala bentuk dan tindakan kebijakan yang diambil Kepala Negara mewakili seluruh dan segenap warga Indonesia.

Penulis memberikan paparan beberapa alasan dan argumentasi tujuan strategis kepentingan nasional dan kepentingan global dari Kunjungan Presiden ke China, Jelang dan Korea Selatan

1.Membendung dan Membentuk Polarisasi Kekuatan Politik Global

Krisis Konflik Rusia – Ukraina menyebalkan terjadinya kutub baru perimbangan politik dunia.

Indonesia rupanya tidak ingin melupakan kawasan Asia sebagai bagian blok baru politik di kawasan Asia.

Indonesia bersama China ,Korea Selatan dan Jepang sudah bisa mewakili kekuatan baru di peta politik internasional.

Kawasan Asia memiliki keunggulan di posisi geopoltik. Kawasan yang akan menjadi penyangga perdamaian dan keamanan dunia.

Kekuatan baru ini dapat membendung agresi pengaruh dari Rusia atau Amerika yang sedang gencar memperebutkan dukungan politik terutama di negara negara Asia.

2. Melakukan Kerjasama Ekonomi Kawasan

Potensi pasar dunia saat ini bisa saja ada di Asia dengan mengingatkan kembali gairah pertumbuhan ekonomi yang memicu pertumbuhan ekonomi dunia .

Indonesia, Jepang dan China serta Korea Selatan mempunyai basil keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif yang berbeda sehingga ketiga negara ini akan saling melengkapi dalam transaksi perdagangan di kawasan Asia.

Kebutuhan yang mendesak adalah kesepakatan aturan dalam transaksi perdagangan ketiga negara tersebut.

Dalam antisipasi krisis ekonomi dan energi ,dibutuhkan pakta kerja sama keamanan energi dan pangan.

Hubungan ekonomi kawasan juga harus menjadi isu utama terutama menyangkut isu hambatan dan blok perdagangan kawasan.

3. Menjalin Hubungan Kultural Negara Asia

Rumpun manusia terbesar di dunia saat ini ada di belahan dunia Asia. Sangat unik ketika mereka bisa disatukan dalam manifestasi kerjasama budaya dan pendidikan.

Menghidupkan kembali kebudayaan akan dasar kesamaan nenek moyang bagi Indonesia, Korea Utara Jepang dan China.

Diplomasi budaya ini sebagai bagian kerjasama Kultural yang akan mengikat emosi dan memicu persaudaraan kawasan. Tentunya akan menimbulkan solidaritas kolektif yang sangat efektif membendung budaya dan politik asing . (RedG)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *