Jakarta- Pandemi Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 telah membuat sesuatu yang berbeda di setiap aspek kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Tradisi mudik atau pulang kampung di setiap hari raya idul fitri yang merupakan agenda wajib bagi para perantau kinipun tidak bisa dilakukan guna mematuhi anjuran pemerintah guna memutus rantai penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Propinsi Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019 tersebut.
Kangen kampung halaman dan saudara bisa diobati lewat kemajuan teknologi, silaturahmi kini bisa dilakukan secara virtual melalui sejumlah aplikasi.
Kampung halaman tentu mempunyai sajian kuliner tradisional yang menggugah selera dan jarang ditemukan di perantauan. Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu daerah penyumbang kaum perantau yang tinggi. Dikenal dengan julukan Kota Gaplek, Wonogiri mempunyai banyak sajian unik, klasik dan otentik.
Salah satunya sego berkat atau nasi berkat. Nasi putih dengan sejumlah pelengkap seperti potongan daging sapi, bihun,oseng kentang dan oseng lombok ijo. Pengemasannya menarik karena menggunakan daun jati, bungkus dari alam tersebut diyakini mampu memberi aroma khusus, sehingga kuliner tradisional tersebut makin nikmat ketika disantap.
Bagi perantau asal Kabupaten Wonogiri yang berada di Jakarta dan sekitarnya yang tidak bisa mudik, kerinduan akan tanah asal sedikit terobati, pasalnya kini mereka bisa menikmati lezatnya sego berkat khas kota gaplek.
Adalah seorang ibu bernama Sri Murni (46) warga asal Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri yang kini tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat yang mempunyai ide untuk membuat sego berkat.
Berawal dari adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) yang membuatnya libur dari aktifitas pekerjaannya, dia akhirnya membuat olahan tradisional tersebut guna dijual kepada masyarakat Kabupaten Wonogiri yang berada di Jakarta dan sekitarnya.
Murni mengaku sempat kesulitan mendapatkan bahan baku daun jati, namun akhirnya dia bisa mendapatkan nya secara mudah di daerah Jakarta Barat.
“Saya memulai membuat sego berkat pada akhir Maret 2020 kemarin, setelah melakukan posting di sejumlah media sosial, respon sangat baik dan setiap hari selalu menerima pesanan dari para warga Wonogiri di Jakarta dan sekitarnya, disini harga Rp 15 ribu per bungkus, ” ujarnya, Jumat (29/5).
Kepopuleran sego berkat di Jakarta dan sekitarnya, membuat banyak orang juga membuat menu yang serupa.
Murni mengaku kini banyak yang membuat menu serupa. Tidak merasa tersaingi, dia bersyukur karena melaluinya sego berkat menjadi dikenal luas di Jakarta dan sekitarnya.
“Banyak orang sukses asal Wonogiri yang menjadi pelanggan sego berkat saya dan ke depan akan saya tambah menu sego tiwul,” bebernya.
Sementara Wakil Ketua Umum Paguyuban Keluarga Wonogiri ( PAKARI ), Lesna Purnawan sangat mengapresiasi ide dari Sri Murni yang berkreasi di tengah pandemi COVID 19.
Lesna mengatakan Sri Murni adalah inspitator, karena kini banyak yang mulai berjualan sego berkat di Jakarta dan sekitarnya.
“Tahun ini tidak mudik namun masih bisa menikmati sego berkat khas Wonogiri yang nikmat, sedikit bisa mengobati kangen di kampung halaman,” tegasnya.(AR15)
Komentar