oleh

Cerobong Asap Itu, Kini Terpajang di Meseum Batam

Batam – Siapa sangka Batam dulu memiliki pabrik baru bata Batam Brock Work. Tahun 1896 silam pabrik batu bata ini didirikan oleh Raja Ali Kelana bersama pengusaha dari Singapura bernama Ong Sam Leong.

Pabrik batu bata ini berlokasi di Tanjung Uncang, persisnya didepan PT Viking Engineering Kecamatan Batu Aji. Penelusuran oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam hanya mendapatkan cerobong asap saja yang masih tersisa.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kota Batam, Muhammad Zen mengatakan, kegiatan tersebut merupakan survei awal Disbudpar terkait rencana pemindahan cerobong asap pabrik batu bata Batam Brick Works menjadi salah satu koleksi Musuem Batam Raja Ali Haji. Ia menyebutkan cerobong asap ini dengan ukuran tinggi 3,5 meter, lebar 170 centi meter, diameter cerobong asap 65 centi meter, dan tebal bangunan 52 centi meter.

“Hari ini kami melihat sekaligus mengukur cerobong secepat mungkin pabrik batu bata Batam Brick Works. Rencananya cerobong tersebut akan dijadikan koleksi Museum Batam Raja Ali Haji,” katanya, Selasa (9/3/2021).

Zen menyampaikan cerobong secepatnya tersebut merupakan satu-satunya bangunan pabrik yang tersisa. Dengan menjadi koleksi museum, pengunjung akan melihat salah satu cagar budaya yakni Batam Brick Works.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin Disbudpar dalam upaya mencari dan mengembangkan Musuem Batam Raja Ali Haji,” ujarnya.

Sebagai informasi, bangunan cerobong ini bersusun batu bata Batam Brick Works. Selain itu Bangunan lainnya yang juga menggunakan batu bata Batam Brick Works adalah perigi tua atau sumur berdiamter 1,6 meter yang berada di Pulau Buluh, dan Komplek Makam Temenggung Abdul Jamal di Kecamatan Bulang. Batu bata ini memiliki merek dagang BATAM yang ditulis dengan huruf kapital di bagian atas atau sampingnya. Di tangan Raja Ali Kelana Batam Brick Works bersinar dan mampu memproduksi 30.000 batu bata yang keras per hari.

Baca Juga  Tantangan SMK Dan Lulusannya Dalam Menghadapi Perubahan Dunia Industri

Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata menyampaikan survai dan rencana memindahkan cerobong secepatnya pabrik batu bata Batam Brick Works ke Musuem Batam Raja Ali Haji sebagai upaya upaya Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk melindungi salah satu cagar budaya di Kota Batam.

“Kita akan terus menambah koleksi Museum Raja Ali Haji Batam,” terangnya.

Museum Raja Ali Haji sudah mendaftar ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama 475 museum lainnya di Indonesia. Isi dari museum ini menampilkan sejarah peradaban Batam mulai dari Batam sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam sekarang. (RedG/ Bayu)

Komentar

Tinggalkan Komentar