oleh

Carut Marut Bantuan Pengaman Sosial Covid-19 Di Pacitan

Pacitan – Bantuan pemerintah dalam jaring pengaman sosial di Kecamatan/Kabupaten Pacitan, dipusatkan di beberapa titik. Seperti di balai desa Mentoro untuk melayani masyarakat dari 6 desa, di kelurahan Ploso untuk 10 desa/kelurahan dan lima desa dilayani dibalai desa Semanten.

Terlihat kesemprawutan di balai desa Mentoro, pembagian yang dimulai pukul  08.00 Wib ternyata ada beberapa panitia maupun petugas belum datang. Sementara itu masyarakat penerima manfaat sudah mulai berdatangan.

Seperti diungkap oleh Hardi warga desa Menadi yang menerima bantuan di balai desa Mentoro menceritakan ketika ia menerima stimulus bantuan sembako kartu keluarga sejahtera (KKS), ada kegaduhan masyarakat yang tidak mau diatur. Awalnya protokol Covid-19 dengan physical distancing diterapkan dengan bauk, tetapi dengan bertambah banyaknya masyarakat yang datang maka semuanya masuk ke balai desa, sehingga protokol kesehatan yabg diterapkan pun menjadi berantakan.

“Begini mas kronologisnya. Pada awalnya sesuai protokol covid. Tempat duduk baris kedua selesai tiba tiba orang dari luar, masuk semua. Petugas keamanan saat itu belum hadir, mas”, ungkapnya ke jurnalis g-news.id, Rabu (13/5).

Dengan inisiatif sendiri, Hardi menutup semua pintu tanpa koordinasi dengan panitia. Alasan utamanya untuk mencegah dan menjalankan pengaman protokol Covid-19.

“Tujuan saya menutupi pintu pintu di balai desa itu untuk memberikan keleluasaan petugas BNI menyelesaikan tugasnya dan orang orang itu mengerti atau setidaknya sadar menunggu giliran antri masuk balai desa. Sehingga tidak ada kerumunan massa”, paparnya

Kekawatiran warga Menadi ini cukup beralasan karena ia takut diantara orang berkerumun ada yang terinfeksi Covid-19 lalu semua orang terpapar juga.

“Takutnya mas, ada yang sudah terinfeksi lalu kami ini tertular dan terjangkit. ya saya memohon bahkan meminta bagi panitia keamanan desa Mentoro dan petugas jaga keamanan Gugus Tugas setempat agar mempraktekkan protokol Covid.

Baca Juga  TNI AL di Pacitan Sukseskan Program Rutilahu, Masyarakat Bersyukur

Seharusnya juga keamanan dari 6 desa hadir, setidaknya Pol PP kabupaten diterjunkan pemerintah, ungkapnya.

“Kasihan mas, apakah tidak mereka pikirkan rasa welas asih, rasa malu dan melihat situasi kondisi saat ini. Seharusnya mengikuti prosedur, yaitu bukan tiba tiba main serobot minta didulukan. Seharusnya sistemnya sepeti di desa Ploso dan Semanten yaitu datang, menunggu antri dan menyelesaikan admin ke BNI”, tuntutnya

Lebih lanjut warga masyarakat ini menuturkan, “Tidak ada petugas mengatur warga, makanya warga berebut masuk dan berkerumun sehingga mengabaikan protokol Covid-19” ,pungkasnya.

Data Semprawut

Cerita mengenai kesimpangsiuran data atau data tidak valid juga dialami di kecamatan Pacitan. Ada undangan sebanyak 55 orang warga dari desa Pacitan, tetapi terdapat penerima manfaat yang sudah meninggal dunia, ada yang sudah pindah alamat dan beberapa permasalahan lainnya. Sedangkan di desa Mentoro ada ada 86 warga penerima manfaat akan tetapi kepala desanya tudak taju siapa saja yang mendapatkan.

Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ini diambil data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), bagi yang belum mendapatkan bantuan baik  bantuan pemerintah non tunai (BPNT), bantuan sosial tunai (BST) itu diberi bantuan sembako covid pada hari ini.

Baik BST baik di Jumbara atau kantor pos itu 3 bulan yang masing masing 600. 000 totalnya 1.800.000,- kalau sekarang ini nilainya 200. 000 tapi kali 9 bulan sama nilai 1.800.000,- (RedG/Soni EA)

Komentar

Tinggalkan Komentar