oleh

Bupati Bangka Tengah Apresiasi LPPM Universitas Brawijaya Malang

Bangka Tengah – Bupati Bangka Tengah (Bateng) Algafry Rahman mengapresiasi universitas Brawijaya Malang dqn Universitas Bangka Belitung yang t4lah melakukan pengabdian Tri Dharma Perguruan Tinggi dengab melakukan bimbingan arahan petunjuk dan gagasan di Hutan Pelawan, Selasa (05/10/2021).

“Produk hasil LPPM Universitas Brawijaya ini merupakan sebuah kemajuan yang dapat membantu perekonomian masyarakat,”ucap Algafry

Beberapa produk dikembangkan oleh LPPM Universitas Brawijaya guna meningkatkan Kesejahteran masyarakat.

“Kita tidak mendapatkan penyegaran untuk produk-produk ini dan sekarang dilakukan diversifikasi, sehingga ada perluasan, yang tadinya hanya kulat dan madu, sekarang berkembang menjadi produk teh celup,” tutur Algafry.

Tentunya banyak peluang dari Hutan Pelawan, sehingga wirausaha masyarakat disekitar hutan dapat berkembang.

“Dengan pengembangan yang luar biasa ini semoga perekonomian masyarakat bisa semakin maju lewat wirausaha dari hasil hutan pelawan ini,” sambungnya.

Algafry menuturkan kendala terbesar dalam pengembangan potensi hutan di Bangka Tengah ini adalah kawasan yang sangat besar.

“Hutan pelawan ini sudah masuk hutan lindung, sehingga tidak bisa diambil ahli oleh pihak lain dan ke depannya Pemkab Bateng akan terus mencari area hutan lainnya, untuk pengembangan potensi tanaman di hutan tersebut, hanya saja kendala terbesar yang kita hadapi ini adalah kawasan yang kita miliki terlalu besar

Sementara itu, Ketua Pelaksana Doktor Mengabdi LPPM Universitas Brawijaya Okto Oktavianti mengatakan kegiatan Dosen Mengabdi Universitas Brawijaya ini bertujuan untuk mengembangkan hutan wisata di daerah-daerah.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk pengembangan hutan wisata dan menghasilkan produk dari hutan wisata ini, harapannya dengan varian produk ini apalagi pada kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak wisata menjadi mati, hutan wisata ini dapat kembali hidup dan masyarakat menjadi punya penghasilan dari produk yang dihasilkan,” kata Okta.

Baca Juga  Tidak Hanya Ngaji Kitab Kuning, Santri Bahrul Ulum Pemalang Juga Berlatih Jurnalistik

“Kita juga sudah sempat melakukan pemetaan, di mana hutan adat di sekitar sini masih kita lindungi menjadi hutan adat.(RedG)

  • Penulis : Rizal Phalevi
  • Editor : Sarwo Edy

Komentar

Tinggalkan Komentar