oleh

Brexit Memunculkan Masalah Kebijakan Tenaga Kerja Asing dan Imigrasi 

Oleh : Ahmad Aziz Putra Pratama – Owner & Founder Monster Laut Indonesia dan Karya Pratama

Brexit akhirnya terjadi. Namun masalah belum akan selesai. Masalah imigrasi akan menjadi polemik panjang. Ditambah ketergantungan Inggris terhadap tenaga kerja asing. Selama ini tenaga kerja asing banyak mengisi sektor-sektor padat karya. Misalnya seperti tenaga kesehatan dan pekerja hotel. Inggris sendiri percaya diri bisa menerapkan kebijakan imigrasi yang adil seperti yang terjadi di Australia.

Setelah melalui drama panjang selama kurang lebih empat tahun, Inggris akhirnya keluar dari Uni Eropa (Brexit) terjadi pada Jumat (31 Januari 2020) kemarin. Ada beberapa dampak yang akan terasa dari Brexit.

Yang akan terlihat jelas adalah soal kebijakan imigrasi. Salah satu tujuan Brexit memang agar pemerintah Inggris mengendalikan lagi kebijakan migrasi. Mengutip BBC kemarin, Di bawah aturan Uni Eropa (UE), Inggris memang harus ikut prinsip pasar internal yang membolehkan pergerakan bebas barang, jasa, modal dan orang.

Sejak menjadi pasar tunggal tahun 1993, warga negara anggota Eropa bisa tinggal, bekerja, belajar, atau berbisnis dengan bebas di manapun negara anggota, tentu saja termasuk Inggris. Hasilnya, migrasi tahunan warga Uni Eropa ke Inggris mencapai angka tertinggi di kuartal pertama tahun 2015, dengan kedatangan 219.000 migran.
Sejak referendum tahun 2016, angka ini turun ke 48.000 di kuartal kedua 2019. Walau warga Inggris diuntungkan juga dari kebijakan ini. Misalnya di koloni Inggris, Spanyol ada sekitar 250.000 warga Inggris. Lebih dari sepertiganya berusia 65 tahun ke atas.

Suasana di Spanyol membuat para pensiunan Inggris bisa keluar masuk dan menikmati masa pensiun dengan cuaca cerah dan sinar matahari. Spanyol menjadi tempat ideal untuk menikmati pensiun.
Memang pergerakan warga Inggris dan UE masih tetap bebas sampai 21 Desember 2020, hari di mana masa transisi berakhir. Selanjutnya Inggris dan UE harus menyetujui syarat-syarat baru dalam soal pergerakan warganya.

Baca Juga  Jalin Silaturahmi, Satgas Yonif 132/BS, Bangun Lahan Parkir di Masjid Perbatasan

Pensiunan Inggris Banyak tinggal di Spanyol Menikmati Masa Tua.
Nah berkaitan dengan pergerakan warga negara maka isu yang akan segera diselesaikan adalah soal tenaga kerja. Nantinya Inggris dan UE akan membahas lebih detil lagi soal pergerakan tenaga kerja dari Eropa ke Brexit maupun sebaliknya.
Inggris mempunyai kepentingan yang cukup strategis. Karena ketergantungan Inggris dengan pekerja asing cukup tinggi di beberapa bidang. Terutama di sektor publik maupun swasta di Inggris sangat tergantung pada pekerja asing.

Misalnya dalam sistem kesehatan Inggris atau National Health Service (NHS) yang telah lama kekurangan tenaga kerja, bahkan sebelum referendum 2016. Ini akan memburuk dengan mundurnya sekitar 10.000 pekerja NHS yang memutuskan meninggalkan Inggris. Sektor lain yang terpengaruh adalah restoran dan hotel, yang harus mencari sekitar 60.000 orang per tahun untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan warga Eropa seusai masa transisi.

Tentu saja ini bakal rumit. Angka pengangguran Inggris 3,8% sedangkan angka lapangan kerja adalah 76,3%. Kebutuhan pekerja sangat tinggi sehingga banyak imigran yang mendapat pekerjaan di sektor formal adalah imigran baru tanpa kemampuan bahasa Inggris.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menyatakan, kekurangan tenaga Eropa bisa dikompensasi dengan memfasilitasi imigrasi dari negara lain. “Kami mendahulukan orang daripada paspor asal negara mereka. Maka bisa menarik bakatbakat terbaik dari seluruh dunia di manapun mereka berada,” katanya. Ia juga menjanjikan akan menerapkan kebijakan migrasi dengan sistem poin seperti yang dipakai di Australia yang menurutnya lebih adil.

Di Inggris banyak komunitas imigran, tidak hanya yang berasal dari Eropa. Data tahun 2018 memperlihatkan yang terbesar adalah komunitas Polandia dan India. Masing-masing mencapai 8,9% dari warga Inggris yang lahir di luar negeri. Selanjutnya adalah Pakistan 5,7% dan Rumania 4,2%. (RedG)

Komentar

Tinggalkan Komentar