oleh

Baca Puisi di Kantor PWNU Jateng

Semarang – Dalam memperingati hari lahir NU ke-97 Hijriyah, PWNU Jateng menyelenggarakan acara Parade Baca Puisi di halaman kantor Jl dr Cipto 180 Semarang.

Parade puisi yang bertemakan “sujud bayang-bayang” itu dihadiri oleh Gus Candra Malik (Jatim), KH Dian Nafi’ (Wakil Rois PWNU Jateng), Dr Ir Faiqun Ni’am (Unissula Semarang), Gus Yusuf Chudlori (A’wan PWNU Jateng), Dr Moh Muzakka (Undip Semarang), Prof Dr Musahadi (UIN Walisongo), KH Masrukhan Syamsuri (A’wan PWNU), KH Munib Abdul Muchid (Wakil Katib Syuriyah PWNU), Dr H Muhdi (Universitas PGRI Semarang), H M Muzamil (Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng), Dr Mahsun Mahfudz (Wakil Ketua PWNU), KH Kholison (Bendahara PWNU), dan KH Hudalloh Ridwan (Sekretaris PWNU Jateng).

Dalam sambutan pembukaan Ketua PWNU Jateng mengatakan, mengapa dalam harlah NU ke-97 hijriyah ini kita selenggarakan baca puisi? “Menurut hemat kami, puisi adalah ekspresi jiwa atau hati seseorang. Jika hatinya bersih maka akan muncul kata-kata yang indah. Ini sangat penting karena Alloh Maha Indah dan menyukai keindahan”, tuturnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, hati yang bersih juga akan menampakkan perilaku yang terpuji, perilaku yang bermanfaat bagi sesama ummat.

“Akhlaq yang terpuji itulah yang diajarkan Kanjeng Nabi Muhammad Saw, keluarganya dan para Sahabat Nabi, serta diteruskan para ulama hingga dewasa ini bahkan sampai hari kemudian nanti”, jelasnya.

Gus Candra Malik dalam sessi tanya jawab tentang sastra menyampaikan, “acara baca puisi ini sangat penting, dan kami berterima kasih kepada PWNU Jateng yang telah mengadakan acara baca puisi ini, karena acara semacam ini akan banyak melahirkan para sastrawan yang berbobot”, tegasnya.

Ia menambahkan, dakwah itu mengajak bukan mengejek, dakwah itu menentramkan bukan menegangkan, dakwah itu membahagiakan bukan mencelakakan”, ujarnya.(RedG)

Komentar

Tinggalkan Komentar