Oleh : Astutiati
Peristiwa ( Facts )
Klaten – Pandemi covid’19 telah mengubah tatanan baik pola belajar, sikap, dan semangat murid, aktivitasbelajar menurun, tata karma jauh dari profil pelajar Pancasila, murid terlalu sibuk dengan bermain Handphone, dan bermain dengan teman-temannya. Hal ini juga tidak lepas dari control keluarga serta tempat tinggal murid SDN 1 Brangkal, Wedi, Klaten. Semua ini menjadi dilemma manakala manakala sikap dan akhlak murid menjadi turun drastis sebagai contoh murid kurang menghormati kepada guru, tidak khusuk berdoa di kelas, membuang sampah sembarangan tanpa memperdulikan teguran dari guru.
Alasan Melakukan Aksi
Hal diatas merupakan dilemma etika, oleh sebab itu sekolah harus memiliki pilihan apakah mau bangkit dari sekarang tanpa menunggu hilangnya virus covid’19 dari bumi maupun menunggu semuanya normal. Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek melawan jangka panjang. Nilai-nilai religius kami pilih sebagai pondasi penanaman budi luhur murid dengan cara melakukan sholat jumat berjamaah maupun sholat sunah di masjid samping sekolah, serta penanaman kebersihan sebagian dari iman melalui pengumpulan, pemilahan sampah, dan sebagian dijadikan hasil karya oleh murid-murid.
- Perasaan ( Feeling )
Saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 3 dari kabupaten Klaten merasa bersyukur, bangga, dan termotivasi dalam melaksanakan program dari materi aksi nyata Modul 3, materi aksi nyata tersebut diharapkan dapat menjadi solusi terbaik semua program di sekolah maupun komunitas pendidikan dalam menjalankan program kerja yang terkendala permasalahan baik masalah intern maupun ekstern melalui penerapan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dari Modul 3 ini.
Â
- Pembelajaran ( Finding )
Melalui kolaborasi dan gotong royong warga sekolah, saya dapat mengobservasi, mengevaluasi, dan mengetahui kendala, keadaan yang dihadapi warga sekolah, murid, dan orangtua sehingga saya berkolaborasi dengan kesiswaan, takmir masjid sekitar sekolah, menambahkan program pembiasaan sholat jumat berjamaah maupun sholat sunah dengan terjadwal sebagai penanaman keimanan sesuai profil pelajar Pancasila, serta membuat karya kreatif dari barang bekas hasil pemungutan sampah.
Pembelajaran yang didapatkan dalam materi ini bahwa pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan yang bertanggungjawab dan solusi yang tepat.
- Penerapan kedepan ( Future )
Kegiatan ini kami usahakan rutin dilakukan sebagai agenda wajib sekolah sehingga sekolah mempunyai nilai plus dalam pembinaan mental spiritual sesuai profil pelajar Pancasila yang kita harapkan. Sebagai seorang guru saya harus cermat melihat keadaan komunitas sekolah beserta warga sekolah apapun permasalahan sehingga semua kendala yang dihadapi dapat terselesaikan dengan cepat, tepat, efisien, menemukan solusi terbaik khususnya yang berpihak pada murid.
Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu :
- Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang
( short term vs long term ).
- Prinsip pengambilan keputusan, berpikir hasil akhir.
- Nilai-nilai yang bertentangan dalam kasus ini adalah jangka pendek lawan jangka panjang.
Orang yang terlibat dalam situasi ini adalah saya pribadi, sekolah, murid, orangtua, dan takmir masjid sekitar sekolah.
Fakta-fakta yang relevan :
- Turunnya sikap menghormati antara murid dengan guru.
- Nilai-nilai spiritual murid menjadi rendah terbukti terdapat murid yang tidak khusyuk dalam berdoa di dalam kelas.
- Mengabaikan kebersihan lingkungan kelas dan sekolah.
Pengujian benar atau salah
- Uji legal : kasus ini tidak menyangkut pelanggaran hokum.
- Uji regulasi : keputusan yang saya buat tidak melanggar regulasi apapun.
- Uji intuisi : keputusan saya membuat program sholat jumat berjamaah dan sholat sunah untuk menannamkan nilai-nilai dasar manusia akan membuat nyaman semua pihak.
- Uji halaman depan Koran : saya tetap nyaman apabila kasus ini dipublikasikan karena saya memabantu menanamkan nilai-nilai kebaikan dengan mengajak sholat berjamaah karena banyak murid di rumah tidak melaksanakan sholat jumat maupun sunah, serta melatih murid untuk berkreatif dan berinovatif dalam berkarya berdasa hasil pengumpulan dan pemungutan sampah.
- Uji panutan / idola : saya akan mendukung keputusan yang saya ambil
- Pengujian paradigm benar lawan benar : dalam kasus ini paradigm yang dipilih yaitu jangka pendek melawan jangka panjang.
- Prinsip resolusi : prinsip penyelesaian dilemma yang digunakan adalah berpikir berbasis akhir ( End-Based Thinking ).
- Investigasi opsi trilema : meminta orangtua murid untuk menuntun dan mengawasi supaya murid-murid rajin beribadah dan menanmkan nilai-nilai kebersihan dirumahnya.
- Membuat keputusan : keputusannya adalah murid melaksanakan sholat jumat berjamaah dan sholat sunah lainnya serta melakukan pengumpulan dan pemilahan sampah untuk dijadikan hasil karya.
Refleksi :
Keputusannya adalah mewajibkan murid untuk melaksanakan sholat jumat berjamaah di lingkungan sekolah sekitar sebagai bentuk penanaman nilai-nilai keimanan, berakhlak yang baik sesuai profil pelajar Pancasila karena ditengarai banyak murid dirumah tidak ikut sholat jumat berjamaah, serta penanaman kebersihan sebagian dari iman dengan cara kebersihan lingkungan sekolah melalui pemilahan sampah untuk dijadikan karya yang kreatif dan inovatif.
Demikian aksi nyata Modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang sudah kami terapkan di sekolah kami.(RedG)
Komentar