oleh

150 Mahasiswa Bertahan di Rusunawa Undip, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Kirim Bantuan

Semarang – Dari 1000 mahasiswa penghuni rumah susun mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, 150 diantaranya sampai saat ini masih bertahan. Bahkan ada di antara mereka yang sudah tidak mendapat kiriman uang dari orangtuanya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Sabtu (25/4) mengecek langsung kondisi 150 mahasiswa tersebut. Total Rusunawa Undip terdiri dari lima unit gedung, yang setiap unitnya terdiri dari dua bidang dan memiliki lima lantai. Mahasiswa yang menghuni rusunawa tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan terdapat juga mahasiswa dari negara sahabat.

“Ternyata mereka tidak pulang dan cukup banyak jumlahnya di sini,” kata Ganjar.

Sejak COVID-19 masuk ke Indonesia, Jawa Tengah khususnya, Ganjar secara intensif keliling menyambangi mahasiswa dari luar daerah. Kali pertama, asrama yang dikunjungi adalah asrama masiswa Papua.

“Dan dari kami keliling mulai banyak orang terinspirasi dan mulai kelihatan. Kemarin saya hanya nengok Papua dan Aceh. Ternyata mahasiswa yang tertinggal itu banyak,” katanya.

Selain mahasiswa Papua dan Aceh, asrama mahasiswa lain daerah juga telah ditengik Ganjar. Mulai dari Jabar, Jatim, Sulawesi Selatan dan lainnya. Ganjar memastikan para mahasiswa yang tetap bertahan di Semarangi itu dapurnya tetap mengepul.

“Nah kemarin kita mendengar banyak mahasiswa dari Undip yang tidak pulang cukup banyak, bisa tidak kita lihat kondisinya. Bahkan tadi ada yang kondisinya sudah tidak mendapat kiriman dari orangtuanya dan bekerja part time di kafe. Tapi kafenya tutup,” katanya.

Mahasiswa tersebut bernama Ratih Ester Nababan, mahasiswa semester 8 Fakultas Sains dan Matematika. Menurut Ester, hari ini jadi penting bagi dirinya karena mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia yang asli Tapanuli Sumatera Utara mengatakan kepada Ganjar sudah hampir tiga bulan tidak ada kiriman uang yang dia terima dari orangtuanya.

Baca Juga  Kakanwil Kemenag Jateng Dukung Madrasah Inklusif LP Ma'arif PWNU - UNICEF

“Sekarang kerja part time di kafe. Satu hari kerjaannya enam jam. Tapi kafenya mau tutup. Terimakasih Pak Ganjar bantuannya,” kata Ester yang mengatakan orangtuanya hanya berprofesi sebagai petani.

Sejumlah bantuan diberikan Ganjar untuk mahasiswa yang tetap bertahan di rusunawa tersebut. Dari beras, mie instan, minyak goreng, buah-buahan sampai makanan siap saji.(sumber PDI Perjuangan)

Komentar

Tinggalkan Komentar